Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah

IMAN KEPADA PARA NABI DAN RASUL-RASUL

1. Beriman kepada rasul-rasul
 Beriman kepada rasul adalah salah satu rukun iman dalam agama Islam, dimana tidak sah iman seseorang tanpa beriman kepada para rasul tersebut. 
 Pengertian beriman kepada rasul-rasul adalah: meyakini secara pasti bahwa Allah SWT Mempunyai rasul-rasul, mereka sengaja dipilih Allah untuk menyampaikan risalahNya. Barangsiapa mengikuti mereka maka mendapat petunjuk dan barangsiapa yang mengingkarinya akan tersesat. Dan mereka para rasul telah menyampaikan semua yang telah diturunkan Allah kepada mereka secara jelas. Mereka telah menunaikan semua amanah, membimbing umat dan berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya, menegakkan hujjah, tidak ada sedikitpun isi risalah yang diganti atau diubah atau disembunyikan mereka. Kita wajib beriman kepada semua rasul baik yang disebutkan namanya atau yang tidak disebutkan, dan setiap rasul yang datang pasti membawa berita tentang kedatangan rasul setelahnya dan rasul yang dating sesudahnya membenarkan rasul-rasul sebelumnya. Firman Allah: 

“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. 2 : 136) 

 Barangsiapa yang mendustakan salah seorang rasul maka berarti dia mendustakan Allah SWT yang telah membenarkan rasulnya, begitu juga barangsiapa yang durhaka kepada seorang rasul maka berarti dia telah durhaka kepada Allah SWT yang telah menyuruh untuk mentaatinya. Allah berfirman: 
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”. (QS. 4 : 150-151) 

2. Hakikat Kenabian 
 Kenabian merupakan perantara antara Allah dan makhluk dalam menyampaikan syari’atnya, dan status kenabian merupakan perantara antara Allah dan makhluk dalam manyampaikan syari’at-Nya, dan status kenabian marupakan hak prerogratif Allah subhannahuwatanaala dimana Dialah yang menentukan siapa yangDia kehendaki untuk mendapatkan derajat kenabian,tidak ada usaha atau pilihan dari seseorang hamba untuk mendapatkan status tersebut. Allah berfirman: 

“Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Haj:75). 

Jadi status kenabian sifatnya adalah pemberian bukan sesuatu yang bisa diusahakan, tidak bisa di peroleh dengan bayak berbuat ketaatan atau ibadah, tidak pula berdasarkan pilihan atau permohonan dari nabi, akan kenabian semata-mata adalah pilihan dari Allah subhanahu wata’ala. 
Allah bberfirman: 

“ Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). “ (QS.Asy-syuura:13). 

3. Hikmah diutusnya para rasul: 

Diantara hikmah diutusnya rasul: 

  •  Mengeluarkan manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah tuhan manusia

Dan membebaskan manusia dari belenggu penghambaan diri kepada sesamamanusia menuju kemerdekaan penghambaan diri kepada Allah. 
Allah berfirman: 

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS.Al-Anbiya:107).


  • Memperkenalkan kepada manusia tentang hakikat dan tujuan Allah 

Menciptakan makhluk, yaitu untuk beribadah hanya kepadan-Nya, dan mengesakan-Nya, yang mana hal itu tidak bisa di ketahui kecuali melalui para rasul yang dipilih oleh Allah di antara makhluk-Nya, dan Allah istimewakan mereka dari semua makhluk. Allah berfirman: 

“Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS.An-Nahl:36). 


  • Untuk menegakkan hujjah atas manusia dengan mengutus para rasul, supaya tidak ada alasan bagi mereka untuk membantah Allah: 

 Allah berfirman: 

“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang aripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.   (QS.An-nisa’:165). 
  •  Menjelaskan kepada manusia tentag beberapa perkara ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal, seperti nama-nama dan sifat-sifaf Allah, mengenal para malaikat, berita tetang hari kiamat dan lainnya. 
  • Sebagai suri tauladan yang baik bagi umat manusia, karena Allah telah membekali mereka dengan akhlak yang mulia, serta menjaga mereka dari terjerumus kepada syahwat dan syubhat.

Allah subhanahu wuta’ala berfirman: 
“Mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.(QS.Al-An’am:90). 

Dan dalam ayat lain: 
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barang siapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS.Al-Mumtahanah:6). 


  • Memperbaiki, membersihkan dan mensucikan jiwa-jiwa manusia, dan memperingatkannya dari hal-hal yang akan merusaknya. 

Allah berfirman: 

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah).(QS.Al-Jum’ah:2). 
Dan rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 
“Bahwasanya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang 
mulia.”(HR.Ahmad dan Hakim). 


4. Tugas para rasul
Rasul-rasul yang diutus oleh Allah subhanahu wata’ala mempunyai tugas-tugas 
yang sangat mulia, diantaranya: 

  • Menyampaikan syari’ah (ajaran agama) dan mengajak manusia untuk beribadah 

kepada selain-Nya. Allah berfirman: 

“ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.(QS.Al-Ahzab:39). 


  • Menjelaskan semua permasalahan agama yang di turunkan Allah. 

Allah berfirman: 

“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada merekadan supaya mereka memikirkan.(QS.An-Nahl:44). 

  •  Membimbing manusia kepada kebaikan dan memperingatkan mereka dari kejahatan, serta membawa kabar gembira tentang adanya pahala dan mengingatkan mereka akan adanya siksa. Allah berfirman: 


“ (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa’:165) 

  • Memperbaiki kondisi umat manusia, dengan memberikan tauladan yang baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan. 
  • Menegakkan syari’at Allah serta mempraktekannya di tengah-tengah ummat manusia. 
  • Memperbaiki kesaksian atas umat mereka pada hari kiamat bahwa mereka telah menyampaikan semua misi yang mereka embank secara jelas. 

Allah berfirman: 

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).(QS.An-Nisa’:41) 

5. Islam agama semua nabi 
Islam adalah agama semua nabi dan rasul. Allah berfirman: 

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.(QS.Al-Imran:19) 

Semua nabi dan rasul mengajak umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala dan memberantas semua bentuk ibadah kepada selain-Nya, sekalipun berbeda syriat dan hokum-hukum mereka, akan tetapi mereka sepakat pada asas tauhid. Rasulullah shallallahu alai wasallambersabda: 
“semua nabi itu adalah saudara sebapak, berlainan ibu (asal agama mereka satu yaitu tauhid, sekalipun berbeda rincian syariatnya).”(HR. Bukhari). 

6. Para rasul adalah manusia biasa yang tida mengatahui hal-hal yang ghaib 
Mengatahui hal-hal gaib merupakan sifat ketuhanan, bukan sifat para nabi, karena mereka adalah sebagaimana halnya manusia yang lain. Mereka makan, minum,beristri,tidur,sakit dan lelah.
Allah berfirman: 

“Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.(QS.Al-Furqan:20). 
Dalam ayat lain Allah berfirman: 

“Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).” (QS.Ar-Ra’d:38). 
Dan mereka juga mengalami apa yang di alami manusia lain,seperti merasa sedih, gembira bekerja keras, semangat dan lainnya,hanya saja Allah subhanahu wataala telah memilih mereka menyampaikan agama-Nya. Mereka tidak mengatahui halhal gaib kecuali apa yang telah diberitahukan Allah kepada mereka.
Allah berfirman: 

“ (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. “Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.(QS.Al-Jin:26-27). 

7. Para rasul adalah ma’sum (terpelihara dari perbuatan dosa). 
Guna mengembangkan misi yang amat besar yaitu menyampaikan risalah agama kepada ummat, maka Allah benar-benarmemilih diantara hamba-hamba-Nya yang paling istimewa yang mempunyai akhlak dan kepribadian yang sempurna, selain itu Allah memelihara mmereka dari perbuatan dosa besar serta menjauhkan mereka dari sifat-sifat tidak baik, para ulama sepakat bahwa semua rasul itu ma’sum (tidak pernah salah) dalam menyampaikan risalah agam Allah. 
Allah subhanahu wata’ala berfirman: 

“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia,Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(QS.Al-Maidah:67). 

Dan Allah berfirman: 

“Supaya dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya rasul-rasul itu Telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan dia menghitung segala sesuatu satu persatu.(QS. Al-Jin:28). 

Apabila ada di antara rasul yang melakukan dosa kecil yang tida berhubungan dengan risalah yang disampaikan, maka Allah subhanahu wataala langsung menegurnya dan merekapun segera bertaubat dan kembali kepada-Nya, sehingga dosa-dosa kecil tersebut seolah-olah tidak ada terjadi, dengan demikian mereka menepati derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya. 
Demikianlah Allah subhanahu wata’ala mengkhususkan nabi-nabi-Nya dengan karunia mereka akhlak, sifat-sifat mulia serta mensucikan mereka dari segalah hal yang bisa menodai kehormatan dan kedudukan mereka sebagai nabi. 

8. Jumlah nabi dan rasul 
Disebutkan dalam sebuah hadist bahwa rasul-rasul Allah berjumlah sekitar 300 sampai 319. Hal itu dikatakan oleh rasulullah shallahu alaihi wasallam ketika beliau ditanya tentang beberapa jumlah rasul. Beliau mengatakan:”Tiga ratus lima belas banyaknya.”(HR.Hakim). 
Adapun jumlah nabi lebih banyak dari itu. Di antara mereka ada yang di kisahkan Allah kepada kita dalam Al-Quran, dan diantara mereka ada yang tidak dikisahkan. Allah telah menyebutkan nama-nama 25 nabi dan rasul dalam AlQur’an 
Alla berfirman: 

“Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu.
(QS.An-Nisa:164). 
Dan Allah berfirman: 

“Dan Itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. kami tinggikan siapa yang kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. 
“Dan kami Telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing Telah kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) Telah kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. “Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. 
86. Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), 
“Dan kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan Saudara-saudara mereka. dan kami Telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”(QS.Al-An’am:83-87). 
 Demikian pula Allah subhanahu wata’ala telah melebihi derajat sebagian nabinabi di atas sebagian yang lain, sebagaimana dalam firman-Nya: 

“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya Telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain).”(QS.Al-Isra’:55). 
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala juga melebihkan sebagian rasul-rasul atas sebagian yang lain, dalam firman-Nya: 

"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya[158] beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus[159]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya." (QS.AlBaqarah:253)
Dan yang paling utama diantara mereka adalah rasul-rasu ulu azmi. Mereka adalah Nuh, 
Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi kita Muhammad shallalahu alaihi wasallam. Allah 
berfirman: 

“Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasulrasul Telah bersabar .(QS.Al-Ahqaf:35). 
Dan Allah berfirman: 

“Dan (Ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh,
Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan kami Telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.”(QS.Al-Ahzab:7)
Dan Muhammad shallalahu alaihi wasallam adalah raul terbaik dan penutup para nabi serta imamnya orang-orang yang bertaqwa, pemimpin seluruh anak cucu Adam dan iman para nabi jika mereka berkumpul, dan pembicara jika dalam utusan, pemilik maqam terpuji yang diimpikan oleh orang-orang terdahulu ataupun yang akan datan,g, pemegang panji pujian dan pemilik telaga di surga, pemberi syafaat manusia di hari kiamat, pemilik wasilah dan keutamaan, Allah mengutusnya dengan membawa syariat dien yang paling 
utam, dan Dia menjadikan umatnya sebagai umat terbaik dari seluruh umat manusia, dan Allah menghimpun untuknya dan umatnya segalah keutamaan dan kebaikan yang belum pernah diberikan untuk umat yang sebelumnya dan mereka adalah umat palung akhirpencitaanya, akan tetapi paling awal di bangkitkan. 
Rasul shallalahu alaihi wasallam bersabda: 
“aku di berikan enam kelebihan atas seluruh para nabi.”(HR.Muslim). 
Beliau juga bersabda: 
“saya pemimpin anak Adam dihari kiamat dan di tanganku lah panji pujian, tanpa kesombongan. Tidak seorang nabipun di hari itu mulai dari Adam dan yang datang sesudahnya, kecuali pasti berada di bawah panjiku di hari kiamat.”(HR.Ahmad dan Tirmizi). 
Dan rasul yang terbaik setelah Rasulallah shallallahu alaihi wasallam adalah Ibrahimalaihis salam khalil rahman (kekasih yang maha pemurah). Kedua rasul inilah sebaik-baik rasul ulul azmi, kemudian yang berikutnya adalah tiga rasul yang lain. 

9. Mukjizat para nabi 
Allah memperkuat rasul-rasul-Nya dengan tanda-tanda yang agung dan mukjizatmukjizat yang mengagumkan sebagai hujjah ataupun kebutuhan (ketika di perlukan). 
Seoerti Al-Qur’an al-Karim, terbelahnya bulan, tongkat yang berubah menjadi ular, 
penciptaan burung dari tanahdan lain sebagiannya. 
Mukjizat yang melebihibatas kewajaran manusia adalah mereupakan bukti kenabian yang 
benar, dan keramah adalah merupakan bukti benarnya kesaksian denga kenabian yang 
benar. 
Allah berfirman: 

"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa..”(QS.Al-Hadid:25). 

Rasul shallallahu wasallam bersabda: 
“tidak ada seorang nabipun kecuali pasti telah diberikan mu’jizat yang tidak cukup untuk mangimankan manusia. Sesungguh yang di berikan kepadakuadalah wahyu yang diwahyukan kepadaku, dan aku berharap menjadi (nabi)yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.”(Muttafaq Alaih). 

 10. Beriman kepada kenabian Muhammad. 
Beriman kepada kenabian Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam merupakan salah satu pokok keimanan yang sangat penting, yang tidak mungkin iman seseorang sah kecuali dengan beriman kepada kenabiannya.
Allah berfirman: 

“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Maka Sesungguhnya 
kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”(QS.AlFath:13) 

Rasulullah shallallahu alai wasallam bersabda: 
“aku diutus untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa aku adalah rasulullah.”(HR.Muslim) 
Dan iman kepada Rasulullah shallallahu alaihai wasallam tidak sempurna kecuali jika terpenuhi hal-hal berikut: 

# Pertama : Ma’rifah (mengenal) Rasulullah Muhammad shallallahualahi wasllam. 
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasym,Hasym dari suku Quraisy dari Arab dan arab keturunan nabi Ismail bin Ibrahim alaihi salam. Beliau di karunia umur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum kenabian dan 23 tahun mengembang risalah sebagai nabi dan rasul. 

# Kedua : membenarkan segalah yang diberitakannya, mentaati seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya dan beribadah kepada Allah sesui dengan apa yang disyratkannya. 

# Ketiga : menyakini bahwa beliau adalah Rasullah untuk semua makhluk, baik jin ataupun manusia, maka tidak ada jalan lain bagi siapapun kecuali harus mengikuti beliau. 

Allah berfirman: 

“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.".’(QS.Al-A’raf:158). 
 # Keempat : mengimani risalahnya, dan bahwa beliau adalah nabi terbaikserta penutup para nabi. 
Allah berfirman: 

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
(QS.Al-Ahzab:40) 
Dan menyakini bahwa beliau khalil Arrahman (kekasih yang maha pemurah), pemimpin seluruh manusia, pemilik syafa’at agung, yang diiistimewakan dengan wasilah yang merupakan derajat tertinggi di surga, pemilik telaga di surga dan umatnya adalah sebaik-baik umat. 
Allah ta’ala berfirman; 

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.,”(QS.Al-Imran:110). 

Dan umatnya adalah penghuni surga terbanyak serta risalahnya sebagai penghapus risalah-risalah sebelumnya. 
# Kelima : sesungguhnya Allah telah memperkuat beliau denga mu’jizat terbesar dan ayat terjelas, yaitu Al-Quran Al-K arim kalamullah (firman Allah), yang dijaga dari perubahan dan pengertian. 

Allah berfirman; 

“ Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(QS.AlIsra:88)
Dan firmannya yang lain; 

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”(QS.Al-hijr:9). 

# Keenam : Mengimani bahwasanya Rasulullah shallallahu alai wassallam telah menyampaikan risalah islam, menyampaikan amanah, menasehati umat, tidak ada suatu kebaikanpun kecuali telah beliau tunjukkan kepada umatnya dan menganjurkan untuk melaksanakannya, dan tiada suatu keburukanpun keculai sudah 
beliau larang dan memperingati umat daripadanya. 

Allah berfirman: 

“Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa 
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, 
amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.’(QS.AtTaubah:128). 

Rasulallah shallallahu alahi wasllam bersabda: 
“tidaklah Allah mengutus seseorang nabi kepada suatu umat, kecuali wajib baginya untuk menunjukknya umatnya kepada kebaikan yang dia ketahui dan memperingatkan mereka dari kejelekan yang dia ketahui.”(HR,Muslim).
 # Ketujuh : mencintai beliau shallallhu alaihi wasallam dan mengedapkan kecintaan kita kepada beliau diatas mencintai diri dan semua makhluk. Menagungkan, menghormati, memuliakan,menghargai dan mentaati beliau. Karena semuanyaini adalah merupakan hak beliau yang telah diwajibkan oleh Allah dalam Al-Quran. 
Maka mencintai beliau berarti mencintai Allah dan mentaati belaiu berarti mentaati 
Allah. Allah berfirman: 

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.Ali-Imran:31). 

Rasulullah shallallah alai wasallam bersabda: 
“Tidak sempurnah iman seseorang diantara kamu hingga ia lebih mencintai aku daripad anaknya., orangtuanya dan seluruh keluarga.”(Muttafaq Alaih) 

# Kedelapan : memperbayak salat dan salam untuk beliau, sesungguhnya orang yang bakhil adalah orang yang tidak mengucapakan salawat apabila disebut nama beliau. 
Allah berfirman: 

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
(QS.Al-Ahzab:56). 

Rasulallah shallallah alaihi wasallam bersabda: 
“barang siapa yang bersalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.”(HR. Muslim). 
Sangat diperintahkan bersalawat kepada beliau pada beberapa tempat, diantaranya ketika tasyahud dalam shalat, qunut, shalat jenazah, khutbah jumat, setelah adzan, ketika masuk masijd dan keluar darinya, ketika berdoa ketika nama beliau disebut dan lainya. 

# Kesembilan : Sesugguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan seluruh nabi hidup di sisi Tuhan mereka, dengan kehidupan alam berzakh yang lebih mulia dan lebih tinggi dari pada kehidupan para syuhada. Tetapi kehidupan mereka itu tidak seperti kehidupan di dunia ini, kiota tidak ketahui hakikatnya, dan kita tidak meniadakan kata mati dari mereka. 

Rasulullah shallallahu alaihi wasalallam bersabda: 
“sengguhnya seorang muslimpin yang mengucapkna salam kepadaku, kecuali pasti Allah mengembalikan ruhku supaya aku menjawab salamnya.”(HR.Abu Dawud). 

# Kesepuluh : Termasuk bentuk penghormatan kepada beliau: tidak mengangkat suara dihadapan beliau ketika masih hidup, demikian juga ketika memberi salam dihadapan kuburnay. 
Allah berfirman: 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari”(QS.AlHujurat:2).
Penghormatan kepada beliau setelah wafat seperti penghormatan kepada beliau di waktu hidup, maka kita wajib menghormati beliau seperti halnya para generasi sahabat radhiallahu anhum dulu menghormati beliau. Karena mereka adalah generasi yang paling taat kepada beliau dan paling jauh dari menyelisihi beliau, dan paling jauh dari berbuat bid’ah dalam agam Allah. 

# Kesebelas : Mencintai para sahabat, keluarga dan istri-istri beliau dengan menunjukkan kesetian kita kepada mereka, dan tidak menghina, mencaci serta menuduh mereka denga hal-hal negative. Karena sensungguhnay Allah telah meridahi mereka dan memilih mereka sebagai sahat nabi-Nya shallallhu alaihi wasallam serta telah mewajibkan kepada umat ini untuk membela dan mencintai mereka. 
Allah berfrman: 

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan 
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah 
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah .”(QS.At-Taubah:100). 

Rasullullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 
“Janganlah kamu mencaci shabatku, Karena demi yang jiwaku ada di tangan-Nya seandainya salah seorang di antara kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka tidak bisa menyamai (pahala)dan satu mud dari yang mereka infakkan atau separuhnya.”(HR. Bukhori). 
Dan dianjurkan kepada generasi setelah mereka untuk memohonkan ampunan bagi mereka dan berdoa kepada Allah agar menjauhkan rasa dengki dalam hati terhadap mereka. 
Allah berfirman: 

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka 
berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah 14
beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam 
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya 
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."(QS.Al-Hasyr:10). 

 Kedua belas : Menghindari ghuluw (berlebihan dalam memuji) beliau, karena justru itu sangat menyakiti beliau. Karena beliau telah memperingatkan umatnya agar tidak terjerumus pada ghuluw dan melampui batas dalam memuji, menyangjungnya dan menempatkan beliau melebihi dari yang telah ditempatkan oleh Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 
“Sesungguhnya aku hanyalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan rasul-Nya, aku tidak suka kalian mengangkatku melebihi derajatku yang sebenarnya.”janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana kaum Nasrani berlebihan dalam memuji putra Maryam.’(HR. Bukhari) 
Dan tidak diperbolehkan berdoa kepada beliau, mohon pertolongan kepadanya, thawaf di kuburnya atau bernadzar dan menyembelih karenanya, karena ini semua syirik. Dan Allah sangat melarang mengarahkan ibadah kepada selain-Nya. 
Demikian pula sebaliknya, tidak menghormati Nabi shallallahu alaihi wasallam, dengan merendahkannya, menghina atau mengejeknya adalah perbuatan murtad (keluar dari isalm) dan kafir kepada Allah. 
Allah berfirman: 

"65. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" 
66. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.".(QS.AtAtaubah:65-66). 

Kecintaan yang benar kepada Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam adalah kecintaan yang mendorong untuk meladani beliau, mengikut sunnah-sunnahnya dan meninggalkan apa saja yang bertentangan dengan jalannya. 
Allah berfirman: 

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.Ali-Imran:31). 
 Maka wajib bagi kita untuk tidak berlebihan atau sangat kurang dalam mengangungkan Rasululluah shallallahu alaihi wasallam . tidak boleh diberikan kepadanya sifat-sifat ketuhanan, akan tetapi tida juga dikurangi kedudukannya dan haknya untuk dihormati dan dicintai,bukti yang paling menonjol adalah mengikuti syariatnya, berjalan diatas petunjuknya dan meneladaninya. 

# Ketiga belas : Iman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak akan terwujud kecuali dengan membenarkannya dan mengamalkan risalah yang dibawanya. Inilah makna ketaatan kepadanya. Mentaatinya berarti mentaati Allah, dan maksiat kepadanya berarti maksiat kepada Allah. Maka beriman kepada beliau baru terwujud dengan membenarkan dan mengikuti shallallahu alaihi wasallam.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 ISLAM.